Fluktuasi Harga Komoditas Kelapa di Kabupaten Bengkulu Selatan, Produksi Masih Skala Rumah Tangga

Reporter: Riyan ‐ Editor: Mai1
Jumat, 9 Mei 2025 - 19.39 WIB · waktu baca 2 menit
Fluktuasi Harga Komoditas Kelapa di Kabupaten Bengkulu Selatan, Produksi Masih Skala Rumah Tangga

Wartabengkulu.co - Bengkulu Selatan, Komoditas kelapa di Kabupaten Bengkulu Selatan menjadi salah satu hasil pertanian yang tersebar merata di seluruh kecamatan. Namun, hingga saat ini belum ada satu wilayah pun yang mendominasi produksi secara signifikan. Hal ini disampaikan oleh Ahmad, Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Bengkulu Selatan.

Menurut Ahmad, karakteristik utama perkebunan kelapa di daerah ini adalah masih berskala rumah tangga. “Tidak seperti kelapa sawit yang memiliki areal khusus, kelapa di Bengkulu Selatan biasanya ditanam di pekarangan rumah warga,” jelasnya. Hal ini membuat sulit bagi pemerintah untuk melakukan pembinaan teknis secara luas dan terstruktur.

Kondisi tersebut mengakibatkan kendala tersendiri dalam memberikan sosialisasi terkait budidaya maupun teknik pengemasan. Ahmad menyebutkan bahwa hampir seluruh produksi dilakukan secara mandiri oleh masyarakat, tanpa naungan kelompok tani maupun koperasi. “Inilah yang membuat pengembangan nilai tambah kelapa jadi terbatas,” ujarnya.

Permintaan terhadap kelapa biasanya mengalami lonjakan signifikan menjelang hari-hari besar keagamaan seperti Idul Fitri. Menurut Ahmad, saat momen seperti itu, pasar lokal menyerap hampir seluruh hasil produksi dari masyarakat. Sementara pada hari biasa, hasil kelapa cenderung didistribusikan ke luar daerah seperti Provinsi Lampung.

Dari sisi harga, kelapa di pasaran Bengkulu Selatan umumnya dijual seharga Rp4.000 hingga Rp5.000 per butir. Namun, menjelang hari besar, harga bisa melonjak hingga Rp6.000 hingga Rp7.000 per butir. Kenaikan ini terjadi karena permintaan yang tinggi, baik dari lokal maupun luar daerah.

Ahmad mengatakan bahwa masyarakat produsen menyambut baik lonjakan harga ini. “Mereka tentu senang karena bisa mendapatkan keuntungan lebih. Tapi, kami juga perlu mempertimbangkan daya beli konsumen lokal,” katanya. Ia menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara kepentingan produsen dan konsumen.

Pemerintah daerah, lanjut Ahmad, tengah mempertimbangkan langkah strategis agar produksi kelapa bisa lebih terorganisir. Salah satunya adalah mendorong pembentukan kelompok tani khusus kelapa dan memperluas akses pelatihan budidaya. Namun, tantangan utamanya adalah pola tanam yang menyatu dengan permukiman.

“Kelapa punya potensi besar jika pengelolaannya ditingkatkan. Tapi perlu waktu dan dukungan dari berbagai pihak, termasuk masyarakat itu sendiri,” tutup Ahmad.

Artikel Populer

1

Akses Utama Rawan Runtuh, Warga Desa Cinta Asih Desak Perbaikan Jembatan

Sosial ·
1 bulan yang lalu
2

Permohonan Pembatalan Keputusan KPU Bengkulu Selatan Resmi Teregistrasi di MK

Politik ·
3 minggu yang lalu
3

Koperasi Merah Putih Desa Pulai Payung Siap Melaju, Warga Sambut Antusias

Ekonomi ·
1 bulan yang lalu
4

Sudah Lebih dari 10 Tahun, Warga Desa Semundam Masih Perjuangkan Lahan yang Digusur

Sosial ·
1 bulan yang lalu
5

Ketua Aliansi Petani Sawit Bengkulu Soroti Perambahan HPT di Kabupaten Mukomuko

Sosial ·
2 bulan yang lalu

© 2025. All Right Reserved