Harga Batu Bara Diprediksi Terus Turun hingga 2026, Peralihan ke Energi Terbarukan Meningkat

wartabengkulu.co - Harga batu bara kontrak Februari 2025 di ICE Newcastle tercatat stagnan di level US$103,50 per metrik ton, sementara kontrak Maret 2025 mengalami penurunan 1,12% menjadi US$106,20 per metrik ton. Menurut laporan Tim Ekonom Bank Dunia, harga batu bara thermal diperkirakan akan terus menurun pada 2025 dan 2026 akibat berkurangnya konsumsi global. Tren penurunan ini menyusul kenaikan konsumsi batu bara sebesar 1% pada paruh pertama tahun 2024, namun diprediksi akan mulai menyusut seiring peralihan ke sumber energi yang lebih ramah lingkungan.
Salah satu faktor utama dalam penurunan konsumsi batu bara adalah perubahan strategi energi di China dan India, dua negara dengan konsumsi batu bara terbesar di dunia. China semakin mengandalkan energi terbarukan dan pembangkit listrik tenaga air, sementara India sempat mendorong peningkatan konsumsi batu bara pada paruh pertama tahun 2024, tetapi diperkirakan akan beradaptasi dengan tren global. Tim peneliti Bank Dunia memperkirakan bahwa peralihan ke gas alam dan energi hijau akan semakin cepat, menggantikan dominasi batu bara dalam sektor pembangkit listrik.
Secara keseluruhan, harga batu bara thermal diproyeksikan mengalami penurunan sebesar 12% pada 2025 dan 2026. Saat ini, harga batu bara thermal Newcastle masih berada di kisaran US$114,55 per ton, tetapi tren pelemahan diprediksi berlanjut seiring dengan transisi energi global. Hal ini dapat berdampak pada industri pertambangan batu bara dan kebijakan energi di berbagai negara, terutama yang masih mengandalkan batu bara sebagai sumber utama pembangkit listrik.