Fenomena Astronomi Langka: Dua Kali Gerhana dalam Sebulan pada Maret 2025

WartaBengkulu.co – Langit Maret 2025 akan menyajikan peristiwa langka yang jarang terjadi: dua kali gerhana dalam satu bulan. Fenomena ini menjadi sorotan para astronom dan masyarakat dunia karena menghadirkan momen spektakuler yang tak boleh dilewatkan.
Dua gerhana yang terjadi dalam waktu berdekatan bukan sekadar tontonan langit, tetapi juga bukti nyata bagaimana pergerakan benda-benda langit selalu mengikuti pola yang presisi. Momen ini juga menjadi pengingat betapa kecilnya manusia di tengah luasnya semesta.
Gerhana pertama yang akan terjadi adalah Gerhana Bulan Penumbra pada 14 Maret 2025. Fenomena ini terjadi ketika bulan melewati bayangan penumbra bumi, menyebabkan perubahan cahaya bulan yang lebih redup dari biasanya. Meskipun tidak sejelas gerhana total, peristiwa ini tetap menarik untuk diamati, terutama bagi pecinta astronomi.
Gerhana ini akan dapat disaksikan di sebagian besar wilayah Asia, Australia, Afrika, dan Eropa. Di Indonesia, puncak gerhana diperkirakan terjadi pada pukul 02.30 WIB, dengan durasi sekitar empat jam.
Menurut Dr. Rahmat Wijaya, pakar astronomi dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), "Gerhana bulan penumbra ini adalah kesempatan yang baik bagi masyarakat untuk memahami lebih dalam tentang pergerakan benda langit tanpa perlu alat khusus. Ini adalah fenomena alam yang mengingatkan kita pada keteraturan kosmos."
Puncak dari fenomena langka ini adalah Gerhana Matahari Total yang akan terjadi pada 29 Maret 2025. Saat itu, bulan akan sepenuhnya menutupi matahari, menciptakan pemandangan menakjubkan di langit. Jalur totalitas gerhana ini akan melintasi Samudra Pasifik, sebagian wilayah Amerika Utara, dan beberapa bagian Eropa.
Di Indonesia, masyarakat hanya dapat menyaksikan gerhana ini sebagai gerhana matahari sebagian, di mana cakram matahari hanya tertutup sebagian oleh bulan. Puncak gerhana di wilayah Indonesia diperkirakan terjadi sekitar pukul 10.45 WIB.
"Gerhana matahari total adalah salah satu fenomena paling dramatis di langit. Meski Indonesia tidak berada dalam jalur totalitas, pengamatan gerhana sebagian tetap menjadi pengalaman luar biasa. Namun, pastikan menggunakan alat pelindung mata yang sesuai," ujar Prof. Lestari Suhendra, astronom dari Universitas Indonesia.
Gerhana selalu memiliki makna mendalam dalam berbagai budaya. Sebagian masyarakat mengaitkannya dengan mitos dan legenda, sementara bagi ilmuwan, gerhana adalah laboratorium alami untuk mempelajari interaksi benda langit. Peristiwa ini juga menjadi momentum untuk meningkatkan minat publik terhadap sains dan astronomi.
Sebagai salah satu fenomena langit yang paling dinantikan, gerhana bukan sekadar fenomena biasa. "Masyarakat sering kali terkesima dengan keindahan gerhana, tetapi di balik itu, ada ilmu pengetahuan yang luar biasa. Setiap gerhana membawa peluang baru bagi para ilmuwan untuk meneliti atmosfer matahari, pergerakan bulan, dan bahkan dampaknya terhadap lingkungan kita," jelas Prof. Lestari Suhendra.
Langit selalu memiliki cerita yang menarik untuk diceritakan. Gerhana hanyalah salah satunya, mengajarkan kita untuk selalu melihat ke atas dan memahami bahwa kita hanyalah bagian kecil dari keajaiban besar yang disebut alam semesta.