Konflik Harimau di Mukomuko Masih Menjadi Sebuah Ancaman, Warga Tetap Beraktivitas dengan Waspada

Reporter: Riyan ‐ Editor: Mai1
Minggu, 23 Februari 2025 - 12.34 WIB · waktu baca 2 menit
Konflik Harimau di Mukomuko Masih Menjadi Sebuah Ancaman, Warga Tetap Beraktivitas dengan Waspada

wartabengkulu.co - Warga Desa Mekar Jaya, Kabupaten Mukomuko, Bengkulu, tetap menjalani aktivitas sehari-hari meskipun ancaman konflik dengan harimau masih menghantui. Insiden terbaru terjadi pada Kamis (20/2), ketika seekor anak sapi ditemukan mati akibat serangan harimau di perkebunan sawit. Kejadian ini menambah daftar panjang konflik manusia dengan satwa liar di wilayah tersebut sejak awal Januari 2025. Sebelumnya, seorang warga Desa Tunggal Jaya, Ibnu Oktavianto (22), tewas diterkam harimau saat berada di kebun kelapa sawit.

Konflik ini menyebabkan ketakutan di kalangan warga, terutama petani yang enggan pergi ke kebun untuk memanen sawit, sehingga hasil panen banyak yang membusuk atau hilang akibat pencurian. Bahkan, delapan sekolah di Kecamatan Teras Terunjam sempat menerapkan pembelajaran daring demi menjaga keselamatan siswa dari ancaman harimau. Namun, Kepala Desa Mekar Jaya, Mulyatman, menyatakan bahwa aktivitas warga kini sudah kembali normal, meski mereka tetap waspada dengan bepergian secara berkelompok ke kebun.

Menurut Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Bengkulu, penyebab utama meningkatnya konflik ini adalah kelangkaan mangsa alami harimau di hutan. Populasi babi hutan, yang merupakan makanan utama harimau, menurun drastis akibat wabah African Swine Fever (ASF). Selain itu, alih fungsi hutan menjadi perkebunan sawit mempersempit habitat harimau, sehingga mereka terpaksa berburu di dekat permukiman manusia.

Konflik manusia dengan harimau di Mukomuko menunjukkan perlunya strategi jangka panjang dalam pengelolaan hutan dan perlindungan satwa liar. Pakar lingkungan menekankan bahwa menjaga keseimbangan ekosistem adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya tugas pemerintah atau Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA). Dengan kebijakan yang tepat dalam pengelolaan kawasan hutan, konflik ini diharapkan dapat diminimalisir sehingga manusia dan satwa liar dapat hidup berdampingan tanpa saling mengancam.

Artikel Populer

1

Sudah Lebih dari 10 Tahun, Warga Desa Semundam Masih Perjuangkan Lahan yang Digusur

Sosial ·
4 hari yang lalu
2

Ketua Aliansi Petani Sawit Bengkulu Soroti Perambahan HPT di Kabupaten Mukomuko

Sosial ·
1 bulan yang lalu
3

Misteri Hilang Warga Desa Pulau Makmur di Sungai Batang Muar, Hanya Motor yang Tertinggal

Sosial ·
2 minggu yang lalu
4

Rokok Ilegal Marak di Mukomuko, Warga Tergiur Harga Murah

Ekonomi ·
4 hari yang lalu
5

CKG Air Rami Tak Lagi Hanya di Puskesmas, Kini Jemput Bola ke Sekolah dan Desa

Sosial ·
2 hari yang lalu

© 2025. All Right Reserved