Pawai Ogoh-ogoh Menyambut Hari Suci Nyepi Tahun Caka 1947 di Kabupaten Bengkulu Utara

WartaBengkulu.co - Dalam rangka menyambut Hari Suci Nyepi Tahun Caka 1947, umat Hindu di Kabupaten Bengkulu Utara menggelar Pawai Ogoh-ogoh yang berlangsung meriah. Tradisi tahunan ini diadakan sebagai bagian dari rangkaian perayaan Nyepi yang bertujuan untuk menyucikan alam semesta dari energi negatif serta menumbuhkan rasa kebersamaan di antara umat Hindu dan masyarakat sekitar, Rabu(26/3).
Pawai Ogoh-ogoh dimulai pada siang hari dengan iring-iringan patung raksasa yang terbuat dari bambu dan kertas, melambangkan Bhuta Kala atau kekuatan negatif yang harus disucikan sebelum memasuki Tahun Baru Saka. Kegiatan ini diikuti oleh ratusan warga, baik umat Hindu maupun masyarakat dari berbagai latar belakang yang turut menyaksikan kemeriahan acara tersebut.
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Bengkulu Utara, Made Astawa.,,SP., MM menyampaikan bahwa pawai ini bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga memiliki makna filosofis yang mendalam. "Pawai Ogoh-ogoh ini melambangkan proses pembersihan diri dan lingkungan dari pengaruh negatif, sehingga saat Nyepi tiba, kita dapat menjalani hari dengan penuh ketenangan dan kesucian batin," ujarnya.
Pawai Ogoh-ogoh tahun ini juga mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara. Bupati Bengkulu Utara, Arie Septia Adinata, S.E., M.AP, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi terhadap keberagaman budaya yang ada di daerah tersebut. "Kegiatan ini merupakan bentuk nyata dari semangat toleransi dan kebersamaan di Kabupaten Bengkulu Utara. Kami berharap perayaan Nyepi tahun ini dapat membawa kedamaian dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat," kata Bupati.
Selain pawai, rangkaian perayaan Nyepi juga mencakup upacara Melasti, Tawur Agung Kesanga, dan akhirnya perenungan diri pada Hari Raya Nyepi. Selama Nyepi, umat Hindu akan menjalankan Catur Brata Penyepian, yaitu amati geni (tidak menyalakan api atau lampu), amati karya (tidak bekerja), amati lelungan (tidak bepergian), dan amati lelanguan (tidak bersenang-senang).
Dengan berakhirnya Pawai Ogoh-ogoh, masyarakat Hindu di Kabupaten Bengkulu Utara bersiap menyambut Hari Raya Nyepi dengan penuh ketenangan dan refleksi spiritual. Perayaan ini menjadi bukti nyata bahwa keberagaman budaya di Bengkulu Utara dapat hidup berdampingan dalam harmoni, menciptakan kedamaian bagi seluruh masyarakat.