Pulau Enggano Alami Pengurangan Layanan Listrik, Warga Hanya Nikmati 12 Jam

Wartabengkulu.co - Terhitung mulai Kamis, 24 April 2024, jam operasional listrik di Kecamatan Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara akan mengalami pengurangan signifikan. Jika sebelumnya listrik mengalir selama 24 jam penuh setiap harinya, kini masyarakat hanya akan mendapatkan aliran listrik selama 12 jam per hari. Pengurangan ini dibagi ke dalam dua sesi, yaitu pada pagi hari pukul 05.00 hingga 11.00 WIB, dan sore hingga malam hari pada pukul 16.00 hingga 22.00 WIB.(23/2025)
Kebijakan ini diberlakukan sebagai upaya darurat yang diambil oleh pihak PLN menyusul keterbatasan pasokan bahan bakar minyak (BBM), khususnya jenis solar, yang digunakan untuk mengoperasikan pembangkit listrik di Pulau Enggano. Situasi ini disebabkan belum selesainya proses pengerukan di Pelabuhan Pulau Baai, yang mengalami pendangkalan. Akibat dari kondisi tersebut, kapal pengangkut BBM tidak dapat bersandar dan mendistribusikan solar ke wilayah tersebut sesuai jadwal.
Asisten II Sekretariat Daerah Kabupaten (Setdakab) Bengkulu Utara, Heru Susanto,mengonfirmasi bahwa pembatasan jam listrik ini akan mulai diberlakukan pada Kamis, 24 April 2025. Ia menyatakan bahwa langkah ini merupakan keputusan yang sangat berat, namun harus diambil mengingat ketersediaan BBM yang semakin kritis di Enggano. Tanpa penghematan yang ketat, dikhawatirkan listrik bisa padam total dalam beberapa hari ke depan.
Lebih lanjut, PLN Argamakmur telah mengambil langkah antisipatif dengan mengirimkan surat resmi kepada Pertamina di Padang, Sumatera Barat, untuk meminta pengiriman solar ke Kecamatan Enggano. Pengiriman ini diperkirakan akan memakan waktu antara tiga hingga empat hari, tergantung pada proses perizinan dan logistik. Jika BBM dapat tiba tepat waktu, maka kemungkinan besar jam operasional listrik bisa kembali normal dalam waktu dekat.
Pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara pun turut berharap agar pasokan BBM dari Padang bisa segera masuk ke Enggano, sehingga kebutuhan listrik masyarakat dapat kembali terpenuhi secara optimal. Pihak pemerintah daerah juga mengimbau masyarakat untuk bersabar dan berhemat dalam penggunaan listrik selama masa pembatasan ini berlangsung.
Kebijakan pembatasan listrik ini menjadi pengingat penting akan ketergantungan wilayah kepulauan terhadap distribusi logistik yang lancar, terutama untuk kebutuhan vital seperti listrik. Pemerintah daerah, PLN, dan Pertamina diharapkan dapat terus berkoordinasi agar solusi jangka panjang dapat segera diterapkan demi mencegah kejadian serupa di masa mendatang.